Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tokoh-Tokoh dari Makassar Part VII


53. Rosiana Tendean
Rosiana Tendean (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 25 Agustus 1964; umur 47 tahun) adalah seorang pemain bulu tangkis Indonesia di era tahun 1980-1990an. Ia merupakan pemain spesialis ganda. Rosiana Tendean behasil menjuarai banyak kejuaraan internasional, baik dalam nomor ganda putri maupun ganda campuran. Pemain-pemain yang pernah berpasangan dengannya adalah Ivanna Lie, Imelda Wiguna, Erma Sulistianingsih, Eliza Nathanael, dan Rudy Gunawan. Rosiana dan Erma Sulistianingsih pernah berlaga dalam Olimpiade Musim Panas 1992 di Barcelona, namun kalah di babak pertama dari pemain Inggris, Gillian Clark/ Julie Bradbury.
Prestasi
Ganda Putri
  • Medali Perunggu Asian Games 1986 (Rosiana Tendean/ Imelda Wiguna)
  • Medali Emas SEA Games 1985 (Rosiana Tendean/ Imelda Wiguna)
  • Medali Emas SEA Games 1987 (Rosiana Tendean/ Verawaty Fajrin)
  • Medali Emas SEA Games 1989 (Rosiana Tendean/ Erma Sulistianingsih)
  • Medali Emas SEA Games 1991 (Rosiana Tendean/ Erma Sulistianingsih)
  • Juara Indonesia Terbuka 1987 (Rosiana Tendean/ Ivanna Lie)
  • Juara Indonesia Terbuka 1989 (Rosiana Tendean/ Erma Sulistianingsih)
  • Juara Indonesia Terbuka 1992 (Rosiana Tendean/ Erma Sulistianingsih)
  • Juara Grand Prix Dunia 1989 (Rosiana Tendean/ Erma Sulistianingsih)
  • Juara Grand Prix Dunia 1990 (Rosiana Tendean/ Erma Sulistianingsih)
  • Finalis Kejuaraan Asia 1987 (Rosiana Tendean/ Ivanna Lie)
  • Finalis Taiwan Terbuka 1991 (Rosiana Tendean/ Erma Sulistianingsih)
  • Finalis Grand Prix Dunia 1991 (Rosiana Tendean/ Erma Sulistianingsih)
  • Finalis Beregu Asian Games 1990 (Tim Indonesia)
  • Finalis Piala Uber 1986 (Tim Indonesia)
  • Juara Piala Uber 1994 (Tim Indonesia)
Ganda Campuran
  • Juara Piala Dunia 1990 (Gunawan/ Rosiana Tendean)
  • Juara Piala Dunia 1991 (Gunawan/ Rosiana Tendean)
  • Juara Piala Dunia 1992 (Gunawan/ Rosiana Tendean)
  • Juara Indonesia Terbuka 1990 (Gunawan/ Rosiana Tendean)
  • Juara Indonesia Terbuka 1993 (Gunawan/ Rosiana Tendean)
  • Juara Hongkong Terbuka 1993 (Gunawan/ Rosiana Tendean)
  • Juara Polandia Terbuka 1993 (Gunawan/ Rosiana Tendean)
  • Finalis Indonesia Terbuka 1989 (Gunawan/ Rosiana Tendean)
  • Finalis Jerman Terbuka 1989 (Gunawan/ Rosiana Tendean)
  • Finalis Belanda Terbuka 1989 (Gunawan/ Rosiana Tendean)
  • Medali Perunggu Asian Games 1990 (Gunawan/ Rosiana Tendean)

54. Ady Naff
Rusyaedi Makmun lebih dikenal dengan nama Ady (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, 28 Juli 1974; umur 37 tahun) adalah penyanyi asal Indonesia dan merupakan mantan vokalis dari grup band Naff.

Perjalanan karir

Karir Ady dimulai sejak tahun 1998 saat ia pergi ke studio milik rekan personelnya di Bandung. Ia mengirimkan tumpukan yang berisi demo lagu-lagu ciptaannya tersebut. Setelah itu, terbentuklah Naff dan ia sebagai motor bandnya. Lalu pada awal 2010, ia mengajukan untuk mengundurkan diri dari band Naff yang telah membesarkan namanya tersebut.Selain aktif di dunia band, ia juga aktif pada solo karir. Ia telah merilis dua album, yaitu Dari Hati Untuk Cinta pada tahun 2005 dan It's Me and My Soul pada tahun 2011.

Diskografi

Bersama Naff

Solo karir


55. Sjafrie Sjamsoeddin
Letjen Sjafrie Sjamsoeddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 30 Oktober 1952; umur 58 tahun) adalah Wakil Menteri Pertahanan Indonesia sejak 6 Januari 2010 dan tetap merangkap sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (sejak April 2005) sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI tahun 2002–2005.
Sebagian pihak berspekulasi bahwa Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto dan Pangdam Jaya Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin melakukan pembiaran atau bahkan aktif terlibat dalam provokasi kerusuhan Mei 1998.

56. Sophan Sophiaan
Sophan Sophiaan (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 26 April 1944 – meninggal di Ngawi, Jawa Timur, 17 Mei 2008 pada umur 64 tahun) adalah salah satu aktor senior, sutradara dan politikus Indonesia. Ayahnya, Manai Sophiaan, adalah politikus terkemuka Indonesia yang pernah menjadi duta besar di Rusia.
Sophan yang beragama Islam menikah dengan aktris senior Indonesia, Widyawati dan mempunyai dua anak: Roma & Romi. Setelah banyak berkiprah di dunia perfilman, Sophan terjun ke panggung politik dan pernah aktif di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dalam kapasitasnya itu, ia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI.
Pada tahun 2005, ia turut bergabung dalam mendirikan partai baru yang bernama Partai Demokrasi Pembaruan bersama-sama dengan Laksamana Sukardi, Arifin Panigoro, Roy BB Janis, Sukowaluyo Mintohardjo, Noviantika Nasution, Didi Supriyanto, Tjiandra Wijaya, Postdam Hutasoit dan RO Tambunan.
Sophan meninggal dunia pada 17 Mei 2008 dalam sebuah kecelakaan motor di Ngawi, Jawa Timur.
Filmografi
Sebagai Pemeran
Sebagai Sutradara
Sinetron
Kematian
Pada hari Sabtu, 17 Mei 2008, Sophan Sophiaan yang sedang mengikuti acara touring Jalur Merah Putih 2008, memimpin konvoi melewati Ngawi, Jawa Timur menuju Kota Yogyakarta dalam rangka menyambut 100 tahun Kebangkitan Nasional.
Menurut keterangan salah satu peserta konvoi, saat rombongan berada di kawasan hutan Widodaren, Jatim, Sophan Sophiaan terjatuh dari motor Harley-Davidson yang dikendarainya. Ia jatuh ke lubang dan kakinya patah. Kemudian, konvoi motor langsung membawa Sophan Sophiaan ke RS menggunakan ambulans. Dalam perjalanan ke rumah sakit, sekitar pukul 10.00 Sophan mengembuskan napas terakhirnya.
Kontroversi
Pada September 2008, beredar berita bahwa kematian Sophiaan bukan hanya disebabkan oleh benturan dengan jalan, melainkan dilindas oleh pengendara motor dibelakangnya. Seperti dilansir Warta Kota, menurut Widyawati, kecelakaan tunggal terjatuh saat naik motor, tidak akan sampai menyebabkan kematian. Widyawati pun mendapati kejanggalan-kejanggalan mengenai kematian suaminya, yaitu opini berbeda dari dokter, surat lampiran dari Polres Ngawi yang diduga hilang, serta keterangan baru dari saksi. Diduga, Sophiaan secara tak sengaja terlindas motor mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Roesmanhadi atau mantan Dirjen Sistem Perencanaan Pertahanan Departemen Pertahanan Marsda (Purn) Pieter Wattimena. 
57. Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia dimakamkan di Katangka, Kabupaten Gowa.
Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November 1973.[1]

Sejarah

Sultan Hasanuddin lahir di Makassar, merupakan putera kedua dari Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15. Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa, ketika Belanda yang diwakili Kompeni sedang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.[1]
Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa. Di lain pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni.
Pertempuran terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya Gowa terdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal 18 November 1667 bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya. Gowa merasa dirugikan, karena itu Sultan Hasanuddin mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara ke Batavia. Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Sultan Hasanuddin memberikan perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan Kompeni, hingga akhirnya Kompeni berhasil menerobos benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.

58. Sunar Sulaiman
Sunar Sulaiman (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 29 Desember 1979; umur 31 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini ia bermain untuk Persita Tangerang dengan nomor punggung 4.

59. Syahrul Yasin Limpo
Syahrul Yasin Limpo (lahir 16 Maret 1955; umur 56 tahun) adalah seorang politikus Indonesia dan Gubernur Sulawesi Selatan. Ia memenangi pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2007 bersama pasangannya sebagai wakil gubernur ialah Agus Arifin Nu'mang.

60. Syamsul Bachri Chaeruddin
Syamsul Bachri Chaeruddin (lahir di Makassar, 9 Februari 1983; umur 28 tahun) adalah mantan pemain timnas U-23 Indonesia pada Sea Games Filipina 2005 dan berposisi sebagai gelandang dan berpostur 167 cm.

61. Titien Wattimena

 
Titien Wattimena (lahir di Ujung Pandang, 8 Juni 1976; umur 35 tahun), mengawali karier sebagai asisten sutradara untuk video klip, iklan televisi, dan profil video. Kemudian menjadi asisten sutradara untuk Rudi Soedjarwo sekaligus untuk pertama kali menulis skenario untuk film Mengejar Matahari. Setelah itu kariernya sebagai penulis skenario pun berkembang sambil tetap menjadi asisten sutradara film.
Titien Wattimena sebagai penulis skenario, Titien pernah dinominasikan pada Festival Film Indonesia 2004 untuk film Mengejar Matahari, Festival Film Indonesia 2005 untuk film Tentang Dia, dan meraih Piala Vidya di Festival Film Indonesia 2006 untuk film televisi Sebatas Aku Mampu. Film Laskar Pelangi kemudian dipilihnya untuk menjadi film terakhir sebagai asisten sutradara. Kini Titien bekerja penuh sebagai penulis skenario.
Meraih penghargaan Skenario Terbaik dalam Bali International Film Festival 2008, untuk film Love, dimana dalam film tersebut Titien juga merangkap sebagai Sutradara Pendamping. Sebagai Sutradara Pendamping juga dalam film Minggu Pagi di Victoria Park dan kembali dinominasikan sebagai skenario terbaik di film yang sama pada Festival Film Indonesia 2010.
Melalu film berjudul Belkibolang dimana Titien juga merangkap sebagai produser bersama Meiske Taurisia dan Sidi Saleh, Titien berkesempatan membawa film tersebut ke berbagai festival film internasional, di antaranya: International Film Festival Rotterdam 2011, Hongkong Film Festival 2011, Udine Far East Film Festival, Italy, 2011, dan Jeonju Film Festival, Korea, 2011.
Terakhir kali saat artikel ini diperbaharui, film Titien yang bertajuk ? (dibaca "Tanda Tanya") dan disutradarai Hanung Bramantyo, sedang ramai dibicarakan karena mengundang berbagai kontroversi seputar masalah toleransi beragama yang diangkat dalam film tersebut, namun di lain sisi juga disebut-sebut sebagai salah satu film Indonesia terbaik saat ini.
Pendidikan
  • SD Pangudi Luhur Jakarta
  • SMP Pangudi Luhur Jakarta
  • SMA Tarakanita I Jakarta
  • Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta
Filmografi
Sebagai Penulis Skenario
Sebagai Sutradara Pendamping
Sebagai Asisten Sutradara

62. Tuti Tri Sedya
Tuti Maryati (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Oktober 1956; umur 55 tahun) adalah penyanyi keroncong Indonesia. Belakangan dikenal sebagai Tuti Tri Sedya.

Biografi

Lahir di Makasar, Sulawesi Selatan, 8 Oktober 1956. Masa remajanya di habiskan di tanah sunda. Pendidikannya di tempuh di SMA Negeri 9 Bandung. Setelah tamat kuliah di ASMI, Jakarta, dan tercatat sebagai lulusan terbaik program ekstension tahun 1977, ia kembali melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum UPN Veteran, Jakarta.
Sebagai individu yang multi-bakat, menjadikan Tuti Maryati memiliki banyak aktivitas dan prestasi. Sewaktu masih berstatus sebagai pelajar pada tahun 1974, ia pernah menjadi salah satu anggota Paskibra di Pasukan 8, sebagai pemegang duplikat Bendera Pusaka. Pada tahun 1975, ia terpilih dalam pertukaran pelajar pada ‘Indonesia-Canada World Youth Exchange Program’. Serta masih banyak lagi prestasi yang ia torehkan.
Dalam dunia tarik suara, namanya mulai dikenal sejak mendapat gelar juara I Bintang Radio dan Televisi (BRTV) tahun 1986 untuk jenis keroncong. Setelah sebelumnya sempat juga menyabet gelar juara I lomba keroncong Antar Kotama TNI-AL Se-Jakarta II dan II pada tahun 1983. “Saya tak pernah belajar menyanyi keroncong. Saya hanya belajar dari mendengar cara menyanyi Ibu Waldjinah atau Mbak Sundari. Saya suka mereka” ujarnya.
Tahun 1988, Tuti menjadi penyanyi di Istana Negara, yang menyanyi di depan para tamu Negara. “Keroncong itu kuncinya di kelembutan. Itu mungkin yang membuat orang bilang keroncong bikin kantuk. Yang benar keroncong itu menenangkan jiwa” katanya. “Sebenarnya yang bikin kantuk itu packaging, cara pengemasan tampilan keroncong. Saya ingin tunjukan bahwa keroncong itu tak bikin kantuk” tambahnya, yang dulu sempat populer dengan nama Tuti Tri Sedya. Sempat menjadi pembawa acara, penyanyi sekaligus koordinator acara dalam ‘Gebyar Keroncong, yang di tayangkan TVRI.
Bersama rombongan kesenian Indonesia, ia beberapa kali ikut berkeliling ke belasan negara. Ia juga mendirikan Warung Keroncong Gaul (WKG) yang didirikan dengan tujuan sebagai media berkumpulnya insan pecinta keroncong serta sebagai ajang bagi para penyanyi keroncong muda yang ingin menjajal suaranya dan di nikmati pengunjung yang datang di warung tersebut. Dari sanggar tersebut sudah lahir beberapa penyanyi keroncong muda yang telah pula masuk dapur rekaman, seperti Sriyono, seorang tuna netra bersuara emas. Selain disibukkan dengan aktivitas berkeroncong, Tuti Maryati juga bekerja sebagai Master of Ceremony (MC).
Lebih dari 15 album keroncong telah dirilisnya, baik itu menyanyikan lagu keroncong lama maupun lagu keroncong baru, diantaranya : Tuti Maryati in Japanese Keroncong and Degung Sundanese, The 65th Aniversary of Bengawan Solo (Kompilasi), Keroncong Pilihan Dari Masa Kemasa, Vol.3 (Kompilasi), Keroncong Pilihan Dari Masa Kemasa, Vol.04 (Kompilasi), Keroncong Pilihan Dari Masa Kemasa, Vol.06 (Kompilasi), Keroncong Pilihan Dari Masa Kemasa, Vol.08 (Kompilasi), Keroncong Pilihan Dari Masa Kemasa, Vol.09 (Kompilasi), Keroncong Pilihan Dari Masa Kemasa, Vol.10 (Kompilasi), Album Emas Keroncong Tuti Tri Sedya, Vol.1, 1992, Album Emas Keroncong Tuti Tri Sedya, Vol.2, 1992, dll
Menikah dengan Tri Sedya pada tahun 1977. Namun keduanya bercerai di tahun 2005. dari pernikahannya ia di karuniai 7 orang anak.

63. Zulkifly Syukur
Zulkifly Syukur (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Mei 1984; umur 27 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini Zulkifly bermain untuk Persib Bandung di Liga Super Indonesia, sebelumnya memperkuat Arema Indonesia, Persmin Minahasa, Pelita Jaya, dan PKT Bontang. Zulkifly adalah salah satu pemain timnas U-23 yang mengikuti TC di Belanda arahan Foppe de Han dan Bambang Nurdiansyah. Zulkifly biasa berposisi sebagai bek. Dia juga menjadi pilar dari timnas Indonesia di ajang AFF Suzuki Cup 2010 asuhan Alfred Riedl.
Gelar
Klub
Arema Indonesia
Juara: 1 (2009-10)
Runner-up: 1 (2010-11)
Runner-up: 1 (2010)
Nasional
Indonesia
Runner-up: 1 (2010)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar