31. Isnan Ali
Isnan Ali (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 15 September 1979; umur 32 tahun) adalah pesepak bola Indonesia. Ia dikenal luas melalui Barito Putera Banjarmasin, Indonesia, dan Sriwijaya FC.
Karier
Karier sepak bolanya mulai melejit sejak bermain di kejuaraan Pekan Olahraga Daerah (Porda) Makassar, pada tahun 1997. Saat itu ia melesakkan gol penentu yang membawa timnya juara di partai final.
Isnan Ali kemudian bergabung dengan PT Telecom selama 2 tahun. Namun pada saat PT Telecom hendak berangkat ke sebuah kejuaraan nasional di Surabaya, Isnan dihadapkan oleh dua pilihan. Fahri Amiruddin (Mitra Kukar) menyarankan agar Isnan mewakili tim PRA-PON Banjarmasin untuk mendorong karier sepak bolanya. Isnan sempat diterpa dilema pilihan yang cukup berat. Namun pada akhirnya ia memutuskan untuk mewakili Banjarmasin di Pekan Olahraga Nasional.
Kesempatan ini membuka karier Isnan untuk bergabung dengan Barito Putera Banjarmasin di tahun 1999. Selain masih muda, di tahun pertamanya dengan Barito, tepatnya pada putaran ke-2 Liga, Isnan mulai bermain sebagai pemain inti. Bahkan di tahun ke-2 bersama Barito Putera, Isnan dipanggil PSSI untuk bergabung bersama tim nasional Indonesia di kualifikasi Piala Dunia (2002) dan Sea Games Malaysia (2002). Isnan Ali kemudian bergabung dengan pasukan Rahmad Darmawan di Sriwijaya FC 2007.
32. Kusuma Wardhani
Kusuma Wardhani (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 20 Februari 1964; umur 47 tahun) adalah seorang pemanah asal Indonesia yang bersama dengan Nurfitriyana Saiman dan Lilies Handayani merebut medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Seoul 1988 yaitu medali perak.
33. Leroy Osmani
Leroy Osmani (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 23 April 1956; umur 55 tahun) adalah seorang pemeran Indonesia.
Sinetron
- Titipan Ilahi
- "Zahra" (2008)
- "Terlanjur Cinta" (2009)
- "Rama Dan Ramona" (2010)
- "Surga Untukmu" (2010)
- "Baik Hari, Angin Bertiup" (2010-2011)
Filmografi
· "Bunga-Bunga Bangsa" (1979)
· "Kulihat Cinta Di Matanya" (1985)
· "Catatan Si Boy" (1987)
· "Ayahku" (1987)
· "Pernikahan Dini" (1987)
· "Pengakuan" (1988)
· "Catatan Si Boy III" (1990)
· "Barang Titipan" (1991)
· "Zig Zag" (1991)
· "Ramadhan dan Ramona" (1992)
· "Naga Bonar (Jadi) 2" (2007)
· "Ayat-Ayat Cinta" (2008)
· "Perempuan Berkalung Sorban" (2009)
· "Garuda di Dadaku" (2009)
· "Serdadu Kumbang" (2011)
· "Di Bawah Lindungan Ka'bah" (2011)
· "Mudik" (2011)
· "Sajadah Ka'bah" (2011)
34. Lilik Sidjio
Lilik Sidjio (lahir di Makassar, 14 Mei 1930; umur 81 tahun) adalah aktor dan sutradara senior Indonesia yang berhasil menyutradarai puluhan film nasional di antara tahun 1950 - 1990an dari film komedi sampai film mistri (Ilmu Hitam) atau Mistik.
Penghargaan Khusus
- Sutradara Terbaik pada FFI 1955 dalam film “ Tarmina ” (1954)
- Editing Terbaik pada Pekan Apresiasi Film Nasional 1967 dalam film “Yudha Saba Desa ”
Pendidikan Non Formal
- Belajar Tehnik Montage di studio LVN Manila
- Belajar Sinematografi di AS 2 tahun (1960-1962)
Filmografi
Sebagai Sutradara
- Kembang Katjang (1950)
- Dunia Gila (1951)
- Tarmina (1954)
- Kekasih Ajah (1955)
- Kasih Dan Tjinta (1956)
- Anaku Sajang (1957)
- Teruna Djenaka (1960)
- Darah Tinggi (1960)
- Tugas Baru Inspektur Rachman (1960)
- Djakarta By Pass (1962)
- Penyesalan (1964)
- Membina Dunia Baru (1964)
- Susie (1966)
- Juda Saba Desa (1967)
- Djampang Mencari Naga Hitam (1968)
- Djampang (1968)
- Karena Kasih (1969)
- Tuan Tanah Kedawung (1970)
- Si Bego Menumpas Kutjing Hitam (1970)
- Si Buta Dari Gua Hantu (1970)
- Air Mata Kekasih (1971)
- Pahlawan Goa Selarong (1972)
- Ratu Ular (1972)
- Si Bongkok (1972)
- Bapak Kawin Lagi (1973)
- Tabah Sampai Akhir (1973)
- Tarsan Kota (1974)
- Traktor Benyamin (1975)
- Anak Emas (1976)
- Tarsan Pensiunan (1976)
- Zorro Kemayoran (1976)
- Bandit Pungli (1977)
- Sinyo Adi (1977)
- Salah Kamar (1978)
- Wadam (1978)
- Juwita (1979)
- Tuyul Eee Ketemu Lagi (1979)
- Begadang Karena Penasaran (1980)
- Darna Ajaib (1980)
- Gundala Putra Petir (1981)
- Manusia Berilmu Gaib (1981)
- Ratu Ilmu Hitam (1981)
- Tangkuban Perahu (1982)
- Damarwulan-Minakjinggo (1983)
- Barang Antik (1983)
- Gepeng Mencari Untung (1983)
- Keris Kalamujeng (1984)
- Cinta Kembar (1984)
- Memburu Makelar Mayat (1986)
- Mistri Rumah (1987)
- Dendam Di Jumat Kliwon (1987)
- Ngipri Monyet (1988)
- Sepasang Iblis Betina (1988)
- Sengatan Satria Beracun (1988)
- Neraka Lembah Tengkorak (1988)
- Orang Orang Sakti Dari Tangkuban Perahu (1988)
- Siluman Teluk Gonggo (1988)
- Tiga Darah Setan Dan Cambuk Api Angin (1988)
- Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat (1989)
- Mistri Dari Gunung Merapi (1989)
- Mistri Dari Gunung Merapi II (1990)
- Mistri Dari Gunung Merapi III (1990)
- Jaka Swara (1990)
Sebagai Aktor
- Djembatan Merah (1940)
- Bintang Surabaya 1951 (1950)
- Remong Batik (1950)
- Surjani Mulia (1951)
- Kembang Katjang (1951)
35. Liong Siang Sie
Liong Siang Sie (lahir di Makassar, Hindia-Belanda (sekarang Indonesia), 9 Oktober 1892 – meninggal di Den Haag, Belanda, 29 Mei 1953 pada umur 60 tahun) adalah pendayung berkebangsaan Belanda keturunan Tionghoa-Indonesia. Sekali waktu ia turut serta dalam Olimpiade, namun tak mendapatkan medali dalam kesempatan itu.
Dalam Olimpiade Musim Panas 1920 di Antwerpen, ia mengawali debut bersama 9 orang lainnya sebagai kelasi kepala. Selain dirinya, yang turut dalam pertandingan itu adalah Philip Hendrik Jan Jongeneel, Johannes van der Vegte, Bernard Johan Christiaan te Hennepe, Willem Hudig, Frederik Ernst Koopman, Johannes Haasnoot, Huibert Gerard Boumeester, dan Robbert Stephan Blaisse. Pertandingan mendayung diadakan di Terusan Willebroek, dekat Brussel, di antara daerah "Drie Fonteinen" (Vilvorde) dan pabrik kola "Marly" (Neder-Over-Heembeek). Tim Belanda selesai dalam seri pertama dengan waktu 6.38,2 dan tereliminasi oleh tim Perancis.
Ia bergabung dengan perkumpulan dayung ASR Nereus di Amsterdam. Sehari-hari ia bekerja sebagai dokter.
36. M. Basri
M. Basri (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 5 Oktober 1942; umur 69 tahun) adalah mantan pemain sepak bola nasional Indonesia dan sekarang melatih beberapa klub sepak bola di Indonesia.
Karier
Sebagai pemain
Basri memulai kariernya di Klub MOS pada tahun 1961 dan dilanjutkan di klub Pardedetex dan HBS Surabaya.
Basri sempat membela timnas di Asian Games 1962. Pada saat itu, Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga se-Asia. Selanjutnya, Basri terus tampil pada dua Asian Games berikutnya. Ia juga menjadi bagian timnas saat Indonesia turun di Ganefo.
Persebaya Surabaya adalah tim pertama yang diasuh Basri. Pada musim 1977, Basri berhasil mengantarkan Persebaya jadi juara Kompetisi Perserikatan. Usai memberikan prestasi puncak bagi Persebaya, Basri pindah ke Niac Mitra. Nampaknya Basri juga ingin menjajal kerasnya Kompetisi Galatama. Lagi-lagi keampuhan racikan Basri terbukti. Tiga kali Niac Mitra dibawa Basri jadi juara Galatama, masing-masing pada 1981, 1982, dan 1986.
Kenyang merasakan persaingan di era Kompetisi Perserikatan dan Galatama, karier Basri sebagai pelatih terus berlanjut saat sepak bola Indonesia memasuki fase Liga Indonesia. Sebagai putra derah, di awal Liga Indonesia bergulir, Basri sangat bangga bisa menukangi PSM Makassar. Nyaris saja Piala Presiden, lambang supremasi Liga Indonesia berhasil dipersembahkan Basri bagi tanah kelahirannya. Sayang, di final Liga Indonesia 1995/1996, PSM Makassar kalah 0-2 dari Mastrans Bandung Raya di final. PSM Makassar pun gagal jadi juara Liga Indonesia untuk kali pertama.
Selain PSM, di era Liga Indonesia, Basri juga pernah menangani Arema Malang, Persita Tangerang, dan terakhir Persela Lamongan di musim 2007. Kala menangani Persita di musim 2004, Basri mengajukan pengunduran diri dari posisi pelatih kepala. Hal ini dilakukan karena Persita menelan kekalahan beruntun.
Sebagai pelatih, Basri dikenal keras dan tegas. Ia selalu menegakkan disiplin tinggi pada tiap tim yang diasuhnya. Hingga kini, Basri bisa dikatakan sebagai pelatih lokal paling senior yang masih beredar di kancah sepak bola nasional Indonesia.
Pemain liga
- 1961: Klub MOS
- 1968: Pardedetex
- 1973: HBS Surabaya
Tim nasional
- PSSI Asian Games 1962, 1966, 1970, 1974, 1982
- PSSI Ganefo 1962
- PSSI Pra Olimpiade 1968
- Piala Asia Cup 1968
- PSSI King's Cup 1969 (Juara), 1970 (Runner-up), 1971
- PSSI Merdeka Games 1967, 1969 dan 1970 (Juara)
- PSSI Pesta Sukan 1970 (Juara)
- PSSI Pra Piala Dunia 1973
Pelatih
- 1977: Persebaya Surabaya
- 1979: PSSI Pratama
- 1980-1986: Niac Mitra
- 1983: Timnas Pra Olimpiade
- 1989: Timnas Pra Piala Dunia, Timnas SEA Games
- 1991-1993: Arema Malang
- 1994: Mitra Surabaya
- 1995-1997: PSM Makassar
- 2000: Arema Malang
- 2003: Persim Maros
- 2004: Persita Tangerang
- 2005: PSM Makassar
- 2007-2009: Persela Lamongan
- 2010-2011: PSS Sleman
- 2011-....: Persiba Bantul
Prestasi kepelatihan
- 1977: Juara Kompetisi Perserikatan (Persebaya Surabaya)
- 1981: Juara Galatama (Niac Mitra)
- 1982: Juara Galatama (Niac Mitra)
- 1986: Juara Galatama (Niac Mitra)
- 1993: Juara Galatama (Arema Malang)
- 1996: Finalis Liga Indonesia (PSM Makassar)
37. M. Jusuf
Andi Muhammad Jusuf Amir (lahir di Kajuara, Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1928 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 September 2004 pada umur 76 tahun) atau lebih dikenal dengan nama Jenderal M. Jusuf adalah salah tokoh militer Indonesia yang sangat berpengaruh dalam sejarah kemiliteran Indonesia. Ia juga merupakan salah satu keturunan bangsawan dari suku Bugis -- hal ini dapat dilihat dengan gelar Andi pada namanya -- akan tetapi melepaskan gelar kebangsawanannya itu pada tahun 1957 dan tidak pernah menggunakannya lagi.
Dalam posisi pemerintahan beliau pernah menjabat sebagai Panglima ABRI merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan pada periode 1978 - 1983. Selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada periode 1964 - 1974 dan juga Ketua Badan Pemeriksa Keuangan periode 1983 - 1993. Ia juga merupakan salah satu saksi kunci perisitiwa Supersemar beserta Jenderal Basuki Rahmat dan Jenderal Amirmachmud.
Keluarga
Beliau merupakan putera seorang bangsawan yang bernama Arung Kajuara. Beristerikan Elly Saelan dan memiliki seorang anak yang sudah meninggal dunia bernama Jaury Jusuf Putra.
Pendidikan
Sampul Buku "Jenderal M. Jusuf - Panglima Para Prajurit
Umum
Militer
- Kursus Atase Militer
- SSKAD (Sekolah Staf & Komando AD) sekarang Seskoad di Bandung (1952-1953)
- US Army Infantry Officers Advanced Course di Fort Benning, Amerika Serikat 1955-1956
- Kursus Lintas Udara / Airborne Course di Amerika Serikat
- Kursus Singkat Khusus Angkatan IV
- Seskoad 1969
Karier
Militer
- Perang Kemerdekaan di satuan Sulawesi (KRIS) di Yogyakarta
- Ajudan Letkol Kahar Muzakkar di staf Komando Markas ALRI Pangkalan X di Yogyakarta
- Kapten dalam Corps Pilisi Militer (CPM) (Desember 1949)
- Anggota Staf Komisi militer untuk Indonesia Timur (Desember 1949–1950)
- Ajudan Panglima TT-VII/TTIT Kolonel Alex Kawilarang (April 1950)
- Kepala Staf Resimen Infanteri (RI)-24 di Manado (1953–1954)
- Asisten II (Operasi) TT-VII/TTIT di Makassar (1955–1956)
- Kepala Komando Reserve Umum (KRU) dgn pangkat Mayor (Oktober 1956)
- Kepala Staf Resimen Hassanudin (RI-Hasanuddin) di Pare-pare Sulsel (ex KRU)
- Menandatangani Naskah Piagam Permesta (no.24) (1 Maret 1957)
- Pangkat Letkol (Februari 1958)
- Kepala Staf Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDMSST) di Makassar (Februari 1959)
- Panglima KDMSST (Oktober 1959)
- Pangkat Kolonel (Juli 1960)
- Panglima Kodam XIV/Hasanuddin di Makassar (1960–1964)
- Menhankam/Panglima ABRI dalam Kabinet Pembangunan III (29 Maret 1978–19 Maret 1983)
Sipil/Menteri
- Menteri Perindustrian Ringan di Kabinet Dwikora I (27 Agustus 1964–21 Februari 1966)
- Menteri Perindustrian Dasar di Kabinet Dwikora II (24 Februari 1966–28 Maret 1966)
- Menteri Perindustrian Dasar di Kabinet Dwikora III (28 Maret 1966–25 Juli 1966)
- Menteri Perindustrian Dasar & Menengah di Kabinet Ampera I (25 Juli 1966–17 Oktober 1967)
- Menteri Perindustrian di Kabinet Pembangunan I (6 Juni 1968–28 Maret 1973)
- Menteri Perindustrian di Kabinet Pembangunan II (28 Maret 1973–28 Maret 1978)
- Menteri Pertahanan dan Keamanan di Kabinet Pembangunan III (28 Maret 1978–19 Maret 1983)
- Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (1983–1988 dan 1988–1993)
38. Mario Teguh
Mario Teguh (lahir di Makassar, 5 Maret 1956; umur 55 tahun) adalah seorang motivator dan konsultan asal Indonesia. Nama aslinya adalah Sis Maryono Teguh, namun saat tampil di depan publik, ia menggunakan nama Mario Teguh. Ia meraih gelar Sarjana Pendidikan dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang. Mario Teguh sempat bekerja di Citibank, kemudian mendirikan Bussiness Effectiveness Consultant, Exnal Corp. menjabat sebagai CEO (Chief Executive Officer) dan Senior Consultan. Beliau juga membentuk komunitas Mario Teguh Super Club (MTSC).
Karier
Tahun 2010 kembali meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai Motivator dengan Facebook Fans terbesar di dunia.
Di tahun 2010, Beliau terpilih sebagai satu dari 8 Tokoh Perubahan 2009 versi Republika surat kabar yang terbit di Jakarta.
Sebelumnya Beliau membawakan acara bertajuk Business Art di O'Channel. Kemudian namanya semakin dikenal luas oleh masyarakat ketika ia membawakan acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV. Pada saat ini Mario Teguh dikenal sebagai salah satu motivator termahal di Indonesia.
Di tahun 2003 mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai penyelenggara seminar berhadiah mobil pertama di Indonesia. Dan pada tahun 2010 kembali meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai motivator dengan halaman penggemar Facebook terbesar di dunia.
Pengalaman Karir
- BIMC as Head of Manager, Zamre Ab. Wahab
- Citibank Indonesia (1983 – 1986) as Head of Sales
- BSB Bank (1986 – 1989) as Manager Business Development
- Aspac Bank (1990 – 1994) as Vice President Marketing & Organization Development
- Exnal Corp Jakarta (1994 – present) as CEO, Senior Consultant, Spesialisasi : Business Effectiveness Consultant
Pendidikan
- Jurusan Arsitektur New Trier West High (setingkat SMA) di Chicago, Amerika Serikat, 1975.
- Jurusan Linguistik dan Pendidikan Bahasa Inggris, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang (S-1).
- Jurusan International Business, Sophia University, Tokyo, Jepang.
- Jurusan Operations Systems, Indiana University, Amerika Serikat, 1983 (MBA).
Buku
- Becoming a Star (2006)
- One Million Second Chances (2006)
- Life Changer (2009)
- Leadership Golden Ways (2009)
39. Maulwi Saelan
Maulwi Saelan (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Agustus 1928; umur 83 tahun) adalah salah satu pemain sebak bola legendaris dan juga pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia juga pernah menjadi salah satu ajudan pribadi presiden Soekarno. Selain itu ia dikenal juga sebagai pendiri Taman Siswa Makassar.
40. Maya Rumantir
Maya Olivia Rumantir (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 2 April 1964; umur 47 tahun) adalah seorang aktris, foto model, dan penyanyi Indonesia. Di Ujungpandang ia mulai menyanyi dan meraih penghargaan penyanyi cilik favorit pada 1976 dan juara ke-3 Festival Pop Singer Sulawesi Selatan. Setelah pindah ke Jakarta, ia bersekolah di SMA Bunda Hati Kudus. Selain itu ia pernah menjadi juara turnamen bulu tangkis junior Jakarta Barat.
Pada tahun 1980 ia terpilih sebagai Queen of BASF Indonesia dan meraih penghargaan Golden Record untuk penyanyi pop tahun 1985-1986. Pada tahun 1988 ia juga meraih gelar The Best Indonesian Photo Model (1988). Setelah itu ia menjadi presiden direktur Institut Pengembangan Sumber Daya Manusia Maya Gita. Ia juga mendirikan Yayasan Maya Bhakti Pertiwi. Setelah menjalin hubungan dengan Hutomo Mandala Putra, ia sekarang menikah dengan Takala Gerald Manumpak Hutasoit.
Film
- Nostalgia di SMA (1980)
- Cinta di Balik Noda (1984)
Album
- Hatimu Hatiku (bersama Roy Rumantir)
- Terlena
- Bukan Salahku, Bukan Juga Salahmu
- Mengapa Kau Lakukan
- Rindunya Hatiku
- Karnamu
- Hatiku Masih Rindu
- Daun Daun Kering
- Manis di Bibir Pahit di Hati
Lagu Rohani
- Tuhan Yesus Setia
- Satu dalam Kasih
- Dialah Yehova
- Semua Anugerahnya
Source Wikipedia.
0 komentar:
Posting Komentar