Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tokoh-Tokoh dari Makassar Part I


1. Ir. H. Alala
Ir. H. Alala (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 25 Maret 1937; umur 74 tahun) adalah Gubernur Sulawesi Tenggara periode 1982-1992.
Ia menjadi Gubernur Sulawesi Tenggara setelah dalam sidang DPRD Tk.I Prov. Sultra terpilih dan diangkat berdasarkan Keppres RI tahun 1982, serta dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud pada tanggal 23 September 1982 di Kendari. Pada masa jabatannya, Ir. H. Alala menitik beratkan pembangunannya yang mencanangkan pendekatan dan strategi pembangunan wilayah pedesaan yang dinamakan “GERSAMATA” yang meliputi :

  1. Peningkatan produksi pertanian dalam arti masyarakat
  2. Penyediaan dan peningkatan prasarana, sarana fisik dan sosial ekonomi
  3. Pengembangan dan penerapan teknologi pedesaan
  4. Peningkatan kualitas lingkungan hidup
  5. Peningkatan kualitas hidup manusia/masyarakat pedesaan
Ir. H. Alala terpilih kembali sebagai Gubernur Provinsi Sultra pada sidang DPRD Tk.I Prov. Sultra untuk masa jabatan kedua kalinya periode 1987 – 1992. Pada periode kedua sasaran pembangunan tetap dititik beratkan pada pendekatan dan strategi pembangunan wilayah pedesaan “GERSAMATA” tahap kedua. Gersamata yang telah mendapatkan dukungan dan pengakuan dari rakyat Sultra dengan lahirnya Perda No.6 tahun 1986 bukan saja merupakan 'Political Will tetapi telah menjadi Political Commitment dan Thema Sentral dalam pelaksanaan pembangunan di Sultra.
Gubernur Ir. H. Alala mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 23 September 1992. Masa jabatannya di perpanjang selama 2 bulan untuk mempersiapkan pencalonan Gubernur hingga terpilihnya Gubernur KDH Tk. I Prov. Sultra untuk periode 1992-1997.

2. Ahmad Amirudin
Ahmad Amirudin (lahir di Bone, Sulawesi Selatan, 3 Oktober 1982; umur 29 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini Amirudin bermain untuk Deltras Sidoarjo di Liga Super Indonesia. Sebelum bermain di Deltras ia juga pernah memperkuat Arema Indonesia, Persiram Raja Ampat dan PSM Makassar. Ia berposisi sebagai striker dan sayap kiri, ia memakai nomer punggung 99.
Karier Internasional
Amirudin pernah bermain dua kali pertandingan di timnas Indonesia di Piala Kemerdekaan 2006 [1]. Dia juga salah satu penggawa timnas Indonesia di Piala AFF 2007,[2] namanya juga ada di daftar skuat pemain timnas di Piala Asia 2007.

3. Ali Yugo
Ali Yugo (lahir di Makassar, 17 Maret 1907 – meninggal 18 Februari 1970 pada umur 62 tahun) adalah seorang pemain film di era tahun 1940an hingga era tahun 1960an. Masa kanak-kanaknya dihabiskan di Singapura. Sekembali ke tanah air, ia ikut dalam rombongan sandiwara “Dardanela”. Dalam masa pendudukan Jepang, ia memimpin rombongan sandiwara "Batu Tjinta" dan "Nusantara". Ali Yugo mulai main film sebelum perang hingga tahun 1950an.
Filmografi



4. HM Amin Syam
HM Amin Syam, adalah seorang politikus Indonesia. Ia menjabat Gubernur Sulawesi Selatan sejak tahun 2003. Pasangannya sebagai wakil gubernur ialah Syachrul Yasin Limpo. Sebelumnya dia pernah menjadi hakin dan guru di militer, bupati, dan ketua DPRD Sulsel. Dia menang telak dalam Pemilihan Gubernur pada tahun 2002.
Saat ini dia maju lagi untuk ikut pemilihan gubernur Sulawesi Selatan tahun 2007 berpasangan dengan Prof. Dr. Mansyur Ramli untuk periode 2008-2013.

5. Andi Abdul Muis
Prof. Dr. Andi Abdul Muis (Pulau Kalukuang, Kabupaten Pangkep, 4 Desember 1929Makassar, 6 Agustus 2005) adalah seorang pakar ilmu komunikasi dan pejuang kebebasan pers Indonesia.
Setelah lulus SMA pada tahun 1952, Muis masuk Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Indonesia. Karena kondisi keuangan yang tak memungkinkan, ia kembali ke Makassar dan bergabung dengan Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta).
Pada tahun 19561959, ia menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Harian Tindjauan yang kemudian berubah menjadi harian Bara. Tahun 1958, akibat tulisannya, Muis dijebloskan ke Rumah Tahanan Militer Makassar selama setahun. Setelah keluar dari tahanan, ia melanjutkan studi di Fakultas Hukum bagian Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan dan Bagian Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) dan lulus tahun pada 1965.
Ia lalu menjadi staf pengajar Jurusan Ilmu Publisistik, yang kemudian masuk dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas. Pada tahun 1982, gelar doktor komunikasi diraihnya dari Universitas Hasanuddin. Setahun kemudian, Muis diangkat menjadi Guru Besar Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Hasanuddin. Muis juga lalu menjadi Ketua Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Sahid di Jakarta.
Muis kerap menjadi saksi ahli dalam kasus-kasus yang berkaitan dengan kebebasan pers. Tulisannya mengenai masalah komunikasi, pers, hukum, dan demokrasi sering muncul di berbagai media.
Istrinya, Yohana, dinikahinya pada tahun 1958. Yohana meninggal dunia pada 31 Juli 2005. Dari pernikahannya dengan Yohana itu, ia mempunyai seorang putri dan empat cucu.

6. Andi Arsyil Rahman Putra
Andi Arsyil Rahman Putra (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 15 September 1987; umur 24 tahun) adalah seorang aktor Indonesia. Arsyil adalah anak kelima dari tujuh bersaudara, putra pasangan Prof.Dr.Ir.H.Andi Rahman Mappangaja M.S dan Ir.Yusnidar Yusuf. Karirnya di dunia entertainment sebenarnya telah ia mulai sejak ia bermain dalam sinetron "Ngaca Dong!" bersama Catherine Wilson dan menjadi model video klip artis-artis lokal di Makassar.
Akan tetapi, sosoknya mulai dikenal masyarakat luas setelah ia berhasil lolos audisi dan memerankan dengan baik, tokoh Furqon dalam film Ketika Cinta Bertasbih yang kisahnya diangkat dari novel best-seller (dengan judul yang sama) karya Habiburrahman El-Shirazy. Ketika itu, Arsyil hanya memiliki bekal dalam bidang modeling dan tidak pernah mengikuti teater.
Arsyil, dengan manajemen waktu yang baik, berhasil menempuh pendidikan S1-nya di 3 perguruan tinggi sekaligus, yaitu fakultas MIPA jurusan Fisika/Program Studi Geofisika, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen Ekonomi (lulus 2010), dan Fakultas Teknik jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika (lulus 2010). Saat ini, Arsyil sedang melanjutkan studinya ke jenjang Master (S2).
Prinsip hidupnya yang sederhana, ditambah karakter kuatnya sebagai pembelajar yang pantang menyerah dengan dilandasi kekukuhan spiritualitas membuatnya meraih banyak prestasi di umurnya yang terbilang muda. Arsyil sering mendapatkan predikat juara kelas dan meraih beasiswa atau prestasi di berbagai lomba. Di antaranya juara III Lomba Fisika "The Most Creative Student Award" dan peserta Olimpiade Fisika kota Makassar. Ia juga pernah menjadi siswa berprestasi, Duta pariwisata kota Makassar (2007), Duta Kawasaki (2007), ikon salah satu mall di Makassar, dan berbagai macam prestasi di bidang pendidikan dan entertainment. Ia pun pernah dinobatkan sebagai salah satu Tokoh Berkepribadian Pembangunan (TBP) 2011 dan Duta "International Youth Forum On Climate Change" (IYFCC) di tahun yang sama.
Dengan motto hidupnya : " Tulislah apa yang engkau baca dan bacalah apa yang engkau tulis. Berbagilah sebanyak mungkin dan pertanggungjawabkanlah kehidupan ini" , kini Arsyil berhasil berkarya dalam dunia kepenulisan dengan mengeluarkan 2 buku motivasi mengenai kehidupan.
Buku pertamanya "Life is Miracle" (Menangkap Pesan Luar Biasa dari Setiap Keping Kejadian) terbit pada Oktober 2010 dan merupakan karya bersamanya dengan dua penulis lain, yaitu Anneke Putri dan Ahmad Faris. Buku ini membahas tentang kehidupan manusia dan bagaimana kita memandang setiap keping kejadian dalam kehidupan sebagai suatu proses dan hikmah. Buku terbitan Ufuk Publishing House ini memuat 45 kisah inspiratif. Dimana masing-masing kisahnya mengandung kekuatan motivasi untuk seseorang berbuat lebih baik dan bepikir positif. Buku ini mengajak setiap pembacanya memandang setiap untaian peristiwa melalui kacamata pembelajaran.
Sukses mendapat tempat di hati pembacanya, Arsyil kemudian melahirkan buku keduanya yang berjudul "EURECLE!" (Anda dan Setiap Manusia Adalah KEAJAIBAN). Buku inspiratifnya ini baru saja launching 10 Juli 2011 lalu di acara Jakarta Book Fair, Istora Senayan. Yang berbeda dari karyanya kali ini adalah ia menulis sendiri dan dengan memakan proses yang cukup panjang, yaitu selama dua tahun lebih. Buku EURECLE ini menjadi manis dan menarik dibaca karena adanya racikan sains, filosofi, kaidah kehidupan, dan nilai-nilai Ketuhanan yang begitu terasa dan bercampur menjadi satu dengan pemaparan yang dikemas begitu ringan namun bermakna. Eurecle telah berhasil memancangkan dengan kuat konsep bahwa setiap manusia memiliki keajaibannya masing-masing. Menurutnya setiap manusia memiliki (to have) kemampuan untuk menjadi (to be).
Arsyil terakhir bekerja sebagai Leader Personal Representative di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi. Sekarang, selain di dunia entertainment, kesibukan yang ia jalani adalah mengembangkan berbagai bisnis, menjadi consultant salah satu perusahaan swasta, pembicara, dan narasumber di berbagai acara, baik di bidang pendidikan, pengembangan diri, maupun manajemen. Ia juga sering mengisi pengajian di beberapa lembaga pemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah dan swasta.
Hobi pengagum Albert Einstein ini bermacam-macam, mulai dari membaca, traveling, olahraga, bermain musik, berbisnis, berdiskusi, dan menulis. Terbukti dari beberapa hobinya tersebut kini mendatangkan manfaat bagi orang lain.
Arsyil juga pernah merambah dunia tarik suara dengan menjadi salah satu penyanyi soundtrack film religi karya Habiburrahman El-Shirazy "Dalam Mihrab Cinta." Ia berduet dengan Oki Setiana Dewi (pemeran Anna dalam film Ketika Cinta Bertasbih) menyanyikan lagu "Karena Hati Bicara."

7. Andi Fadly Arifuddin
Andi Fadly Arifuddin yang lebih dikenal sebagai Fadly Padi (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 13 Juni 1975; umur 36 tahun) adalah vokalis utama dari grup band Padi yang juga salah satu pendiri grup band Padi. Sebelum mendirikan Padi bersama Ari (gitar), Yoyo (drum), Rindra (bas), dan Piyu (gitar), pada tanggal 8 April 1997, Fadly adalah vokalis grup band Mr. Q Band, yang sering tampil sejumlah kafe di Surabaya.



8. Andi Alifian Mallarangeng
Andi Alifian Mallarangeng (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 14 Maret 1963; umur 48 tahun) adalah seorang pengamat politik Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Ia juga pernah menjabat sebagai juru bicara kepresidenan bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia juga menjabat pemimpin redaksi situs web presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Andi Alifian Mallarangeng meraih gelar Doctor of Philisophy di bidang ilmu politik dari Northern Illinois University (NIU) Dekalb, Illinois, Amerika Serikat pada tahun 1997. Di universitas yang sama, ia meraih gelar Master of Science di bidang sosiologi. Sedangkan gelar Drs Sosiologi diraihnya dari Fisipol Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1986.
Ayahnya, Andi Mallarangeng Sr. (1936-1972) adalah walikota Parepare yang menjadi walikota pada usia 32 tahun. Ayahnya meninggal dunia pada usia 36 tahun, ketika Andi junior berusia 9 tahun. Sejak itu, ibunya, Andi Asni Patoppoi dan kakeknya, Andi Patoppoi (1910-1977), Mantan Bupati Grobogan, Jawa Tengah dan juga Bupati Bone, Sulawesi Selatan yang membesarkannya. Kakeknya ini adalah salah seorang tokoh pemuda Sulawesi Selatan yang berhasil membujuk raja-raja di Sulawesi Selatan untuk mendukung dan menyerahkan kedaulatannya kepada Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Dari ayah dan kakeknya, ia belajar tentang semangat keindonesiaan yang mengatasi semangat kedaerahan, dari mereka pula ia belajar tentang nilai-nilai kedaerahan yang memperkaya nilai-nilai keindonesiaan. Dan dari ibunya belajar tentang hidup sebagai suatu perjuangan.
Sejak menjadi mahasiswa Fisipol UGM mengikuti jejak ayahnya, ia bercita-cita menjadi dosen. Cita-cita ini akhirnya tercapai dengan menjadi dosen di Universitas Hasanuddin (1988-1999) dan di Institut Ilmu Pemerintahan (1999-2002). Tetapi nasib berkata lain. Jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan munculnya tuntutan reformasi, mengharuskan penataan ulang sistem politik dan sistem pemerintahan di Indonesia, yang didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi dan desentralisasi. Sebagai Doktor Ilmu Politik baru dengan disertai tentang Contextual Analysis on Indonesian Electoral Behavior, Andi diminta menjadi anggota Tim Tujuh (1998-1999) yang dipimpin oleh Prof. DR. Ryaas Rasyid, untuk merumuskan paket Undang-undang Politik yang baru sebagai landasan bagi pemilu demokratis pertama di era reformasi. Tim Tujuh ini kemudian juga merumuskan Undang-undang Pemerintahan Daerah yang baru, sebagai landasan reformasi sistem pemerintahan dengan desentralisasi dan otonomi daerah.
Keterlibatannya dalam gerakan reformasi berlanjut ketika ia dipercaya sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), wakil pemerintah, yang menyelenggarakan pemilu demokratis pertama pada tahun 1999. Dengan dibentuknya Kementerian Otonomi Daerah dalam pemerintah era reformasi, Andi mengundurkan diri dari KPU dan bergabung sebagai staf ahli Menteri Negara Otonomi Daerah (1999-2000). Kementerian itu kemudian dibubarkan walau baru berusia 10 bulan. Ia kemudian bekerja mengembangkan ide tata pemerintahan yang baik sebagai Chair of Policy Committee pada Partnership for Govermance Reform in Indonesia (2000-2002). Ia sempat mendirikan Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan bersama Prof. DR. Ryaas Rasyid pada tahun 2002, namun keluar dua tahun kemudian, ia juga dikenal sebagai pengamat, kolumnis dan komentator politik di berbagai media.
Andi sementara ini berhenti menjadi dosen, karena sejak Oktober 2004 ia ditunjuk sebagai Juru Bicara Kepresidenan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sejak itu pula, mantan aktivis mahasiswa di Himpunan Mahasiswa Islam dan Senat Mahasiswa ini pun berhenti sementara menjadi pengamat dan komentator politik. Baginya tugas sebagai Juru Bicara Kepresidenan ini adalah suatu kehormatan yang menuntut seluruh waktu dan perhatiannya.
Pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2009, komentar Andi Mallarangeng yang intinya ditujukan kepada Calon Presiden asal Sulawesi Selatan, Jusuf Kalla mengenai orang Sulawesi Selatan masih belum siap jadi Presiden dinilai telah mengurangi jumlah suara yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono di Propinsi Sulawesi Selatan secara signifikan.
Penghargaan yang pernah diraih Andi A. Mallarangeng adalah Man of the Year, Majalah MATRA (2002), Future Leader of Asia, Majalah Asia Week (1999), Bintang Jasa Utama RI (1999), dan Percy Buchman Prize (1995).
Ia mempunyai seorang istri yang bernama Vitri Cahyaningsih dan tiga orang anak yang bernama Gemilang Mallarangeng, Gemintang Kejora Mallarangeng dan Mentari Bunga Rantiga Mallarangeng. Adiknya, Rizal Mallarangeng dan Coel Mallarangeng, merupakan politikus Indonesia.

9. Andi Mattalatta
Mayjen (Purn) H. Andi Mattalatta (lahir di Barru, Sulawesi Selatan, 1 September 1920 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 16 Oktober 2004 pada umur 84 tahun[1]) adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan asal Bugis yang juga tokoh olahraga Indonesia terutama dalam olahraga renang, ski air dan tinju. Ia juga merupakan ketua penyelenggara PON IV di Makassar. Ia juga merupakan ayah dari penyanyi Indonesia, Andi Meriem Mattalata. Atas jasa-jasanya namanya diabadikan sebagai nama stadion di Makassar yaitu Stadion Andi Mattalata.
Di bidang olahraga, Mattalatta sudah menunjukkan kehebatannya sejak 1932, ketika ia menyisihkan atlet-atlet keturunan Belanda dalam renang gaya dada memperebutkan piala Ratu Wilhelmina der Nederlanden van Oranje Nassau di Makassar. Pasa usia 15 tahun, Mattalatta menjadi petinju yang mengawali prestasi pada kelas bulu (55kg) dengan meng-KO petinju Batavia, Kid Usman, kelas ringan (60 kg). Ia juga menjadi pelatih dibeberapa klub atlet karena kemahirannya dalam olahraga-olahraga tersebut.
Ketika bertugas sebagai Komandan Batalyon di Pare-Pare, Mayor Andi Mattalatta mengharuskan semua anak buahnya untuk pandai berenang. Hal ini disebabkan karena dia mempunyai pengalaman pahit ketika memimpin Gerakan Operasi Militer (GOM) di Pulau Haruku, Maluku Selatan ketika menumpas gerombolan Republik Maluku Selatan (RMS). Prajurit yang tergabung dalam Batalyon 705 yang diberangkatkan 18 Desember 1950 banyak yang gugur bukan karena tertembak musuh, melainkan tenggelam ketika terjadi pendaratan pantai.
Pada tahun 1952, Andi Mattalatta memprakarsai pembangunan Stadion Mattoanging, Makassar yang dilengkapi gedung olahraga, kolam renang, serta fasilitas olahraga lainnya di Makassar. Dia juga menjadi tokoh penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) IV tahun 1957 di Kota Makassar.
Pada tahun 1954, ia mendirikan Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air (POPSA) di Makassar dan membangun rumah klub di depan Fort Rotterdam, tepi pantai Kota Makassar.

10. Andi Meriem Mattalatta
Andi Sitti Meriem Nurul Kusumawardhani Mattalatta atau dikenal hanya dengan Andi Meriem Mattalatta (lahir di Makasar, Sulawesi Selatan, Indonesia, 31 Agustus 1957 – meninggal di Zoetermeer, Belanda, 4 Juni 2010 pada umur 52 tahun[1]) adalah seorang penyanyi Indonesia yang dijuluki "Mutiara dari Selatan". Julukan tersebut pertama kali diberikan oleh Iskandar, seorang komposer / pemusik yang sekaligus menciptakan lagu berjudul sama untuk Andi Meriem ("Mutiara dari Selatan"). Andi Meriem pernah menikah dengan Bambang Hertasning, memiliki seorang anak bernama Herli Merdania, dan kemudian menikah lagi dengan Hendra Pribadi.
Latar belakang
Sebagai seorang yang sukses meniti karier sebagai penyanyi pop di tingkat nasional, Andi Meriem Mattalatta dikenal sebagai seorang yang merakyat. Semasa kuliah pada program sarjana muda Sastra Inggris awal tahun 70-an, dia lebih senang naik becak ke kampusnya di Universitas Hasanuddin Makassar, yang kontras dengan kedudukan orangtuanya yang cukup berada dan terhormat. Di kampus dan dalam pergaulan sehari-harinya, Andi Meriem juga dikenal sebagai gadis sederhana dalam berpakaian dan bergaul.
Ayahnya adalah Mayor Jenderal (purn.) Andi Mattalatta, adalah orang yang terpandang di Sulawesi Selatan. Beliau memiliki andil besar dalam pembangunan Stadion Mattoanging Makassar dan pengembangan dunia olahraga di Sulawesi Selatan. Dia juga merupakan mantan Ketua KONI Sulsel yang namanya kemudian diabadikan sebagai bagian nama stadion Sulsel tersebut, yaitu Stadion Andi Mattalatta Mattoanging, Makassar.
Andi Meriem Mattalatta bersama ayah dan saudara-saudaranya adalah penggemar olahraga, khususnya olahraga ski air. Andi Meriem adalah anak kelima dari enam bersaudara, mulai dari Hermin, Ilhamsyah (satu-satunya laki-laki), Radiah, Faridah, Meriem, dan kemudian Soraya.
Andi Meriem pernah menikah dengan Bambang Hertasning, memiliki seorang anak bernama Dania, dan kemudian menikah untuk kedua kalinya dengan Hendra Pribadi.
Karier menyanyi
Meriem dan Farida pernah beberapa kali mendapat juara ski di Ujungpandang. Meriem mulai menyanyi ketika masih duduk di kelas V Sekolah Dasar tahun 1970 berhasil mendapatkan posisi juara I lomba menyanyi pop se-Ujungpandang. Ia termasuk 10 finalis dalam lomba nyanyi pop se-Indonesia di tahun 1973.
Andi Meriem terorbit ke permukaan dunia musik nasional setelah tampil dalam rekaman pertamanya Mutiara dari Selatan ciptaan Iskandar. Dari Iskandarlah Meriem banyak berguru dalam seni suara. Guru lainnya dalam soal menyanyi ialah Arifin yang pernah bekerja di KRI Ujungpandang (sekarang Makassar).
Diskografi
Andi Meriem dikenal dengan sejumlah lagu yang cukup terkenal di eranya, antara lain:

  • "Hasrat" ciptaan Dadang S. Manaf duet dengan Bob Tutupoly
  • "Sejuta" ciptaan Guruh Soekarno Putra
  • "Tiada Tanpa Kesan" ciptaan Ryan Kyoto
  • "Hari-hari" ciptaan Lea
  • "Angan Dalam Cinta" ciptaan Ancha VMH
  • "Wanita" ciptaan Junaedi Salat
  • "Hidup" ciptaan Oddie Agam
  • "Malam Tiba" ciptaan Oddie Agam
  • "Apa Dayaku" ciptaan Sam Bobo
  • "Buku Buku" ciptaan Oddie Agam
  • "Kata Dan Perbuatan" ciptaan Tommy & Marie
  • "Hello-hello Jumpa Lagi"
  • "Ding Ding Dong"
  • "Andaikan"
  • "Bendera Cintaku"
  • "Bimbang"
  • "Bukan Ku Tak Percaya"
  • "Cepatlah Kau Kembali"
  • "Cintaku"
  • "Hasrat Dan Cinta"
  • "Janji"
  • "Januari Yang Biru"
  • "Kelabu"
  • "Layu"
  • "'Lenggang Jakarta"
  • "Mudahnya Bilang Cinta"
Album
  • Dikesayuan Bulan Rawan
  • Asmara Membara/Setitik Noda
  • Titian Karir (album the best)
  • Rela
  • Janji
  • Cinta yang Hitam
  • Aku dan Asmara
  • Pop Indonesia Vol. 4






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar